Temukan solusi pengangguran di Indonesia dengan freelancing di tengah freeze hiring. Simak tips dari Raymond Chin di sini!
Di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu, pengangguran menjadi masalah serius di Indonesia. Menurut data terbaru, pada tahun 2024 saja, lebih dari 60 perusahaan melakukan PHK terhadap 60.000 karyawan. Fenomena ini diperparah dengan kebijakan freeze hiring yang diambil oleh banyak perusahaan, membuat lapangan kerja semakin sulit ditemukan. Namun, di balik tantangan ini, ada solusi yang bisa diambil: menjadi freelancer.
Dalam video terbarunya yang diunggah pada 4 Februari 2025, Raymond Chin, seorang konten kreator dan pebisnis, membahas secara mendalam tentang solusi untuk mengatasi pengangguran di Indonesia. Menurutnya, freelancing bukan hanya menjadi alternatif bagi para pencari kerja, tetapi juga solusi bagi bisnis yang ingin menghemat biaya operasional. Video ini menawarkan perspektif baru tentang bagaimana membangun karir di tengah ketidakpastian ekonomi.
Freeze Hiring: Tantangan Besar bagi Pencari Kerja
Raymond Chin memulai pembahasannya dengan menjelaskan fenomena freeze hiring yang sedang terjadi. Banyak perusahaan, terutama yang bergerak di sektor global, memilih untuk tidak merekrut karyawan tetap karena ketidakpastian ekonomi. Hal ini disebabkan oleh menurunnya daya beli masyarakat, yang berdampak langsung pada kinerja bisnis.
“Kalau daya beli turun, bisnisnya tidak doing well. Bisnis melakukan PHK. Kalau bisnis melakukan PHK, daya beli ikutan turun. Ini seperti lingkaran setan,” ujar Raymond.
Menurutnya, solusi terbaik untuk menghadapi situasi ini adalah dengan mengubah pola pikir dan fokus pada pengembangan skill. “Perusahaan zaman sekarang lebih memilih merekrut berdasarkan skill, bukan ijazah,” tambahnya. Data menunjukkan bahwa 69% perusahaan melakukan freeze hiring, dan 50% dari pencari kerja di Indonesia hanya memiliki ijazah SD.
Freelancing: Solusi untuk Pencari Kerja dan Bisnis
Raymond menawarkan solusi konkret bagi para pengangguran: menjadi freelancer. Menurutnya, freelancing memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak, baik bagi pekerja maupun bisnis. “Bisnis bisa menghemat biaya karena tidak perlu membayar pesangon atau biaya administrasi lainnya. Sementara freelancer bisa mendapatkan penghasilan yang lebih besar,” jelasnya.
Platform seperti Sribu, yang telah membantu lebih dari 40.000 UMKM dan 30.000 freelancer, menjadi contoh nyata bagaimana freelancing bisa menjadi solusi. “Freelancer tidak perlu pamer ijazah, tapi tunjukkan skill yang dimiliki,” ujar Raymond.
Tips Sukses Menjadi Freelancer
Bagi yang tertarik menjadi freelancer, Raymond memberikan beberapa tips:
- Bangun Hard Skill: Fokus pada kemampuan yang bisa dijual, seperti desain grafis, video editing, atau pemasaran digital.
- Asah Soft Skill: Kemampuan komunikasi dan negosiasi sangat penting untuk menarik klien.
- Manfaatkan Platform Freelance: Gunakan platform seperti Sribu untuk memudahkan pencarian proyek.
Perspektif Bisnis: Mengapa Freelancing Jadi Tren
Raymond juga membahas perspektif bisnis dalam mempekerjakan freelancer. Menurutnya, tren ini akan terus berkembang dalam 10 tahun ke depan. “Bisnis ingin mengurangi risiko dengan mempekerjakan freelancer. Pengeluaran bisa disesuaikan dengan pendapatan,” jelasnya.
Dengan begitu, baik pencari kerja maupun bisnis bisa saling menguntungkan. “Freelancing adalah solusi win-win solution di tengah ketidakpastian ekonomi,” tutup Raymond.
Di tengah tantangan ekonomi dan tingginya angka pengangguran, freelancing menjadi solusi yang menjanjikan. Dengan mengembangkan skill dan memanfaatkan platform freelance, siapa pun bisa membuka peluang baru untuk menghasilkan pendapatan. Seperti kata Raymond Chin, “Takdir ada di tangan kita. Jangan menunggu situasi membaik, tapi buatlah kesempatan itu sendiri.”
Jadi, siapkah Anda memulai karir sebagai freelancer?